Elon Musk Dinilai Gagal Fokus di Tengah Penurunan Penjualan

Tahun 2025 menjadi momen krusial bagi Tesla. Hal ini diungkap langsung oleh Elon Musk yang menyebut tahun ini sebagai “mungkin yang paling penting” dalam sejarah perusahaannya. Target ambisius seperti peluncuran layanan robotaksi dan pengembangan robot humanoid menjadi agenda utama.

Namun, perhatian Musk justru tersita oleh perannya dalam pemerintahan Donald Trump serta berbagai proyek di luar Tesla, termasuk upaya membentuk partai politik baru dan membenahi platform media sosial miliknya, X (sebelumnya Twitter). Akibatnya, Tesla — produsen mobil paling bernilai di dunia dengan 125.000 karyawan — kini kehilangan sosok CEO yang sepenuhnya fokus pada masa depan perusahaan.

Alih-alih memimpin penuh waktu, Musk kini menjadi figur kontroversial yang disebut-sebut menghambat penjualan dan kemampuan Tesla dalam merekrut talenta. Meski kecil kemungkinan dewan direksi dan pemegang saham akan memberhentikannya, banyak pihak menilai langkah itu seharusnya diambil.

“Memiliki salah satu perusahaan terbesar di dunia tanpa CEO penuh waktu adalah sesuatu yang belum pernah terjadi,” kata Ross Gerber, CEO Gerber Kawasaki, perusahaan investasi sekaligus investor awal Tesla.

Gerber, yang sebelumnya merupakan pendukung Musk, kini justru menganggapnya sebagai masalah utama bagi Tesla. “Tesla adalah perusahaan raksasa yang butuh perhatian penuh, dan kini tidak mendapatkannya,” ujarnya kepada CNN.

Penurunan Penjualan dan Ancaman Regulasi

Tesla tengah menghadapi sejumlah tantangan serius, mulai dari merosotnya keuntungan hingga penurunan penjualan terbesar dalam sejarah perusahaan. Salah satu penyebabnya adalah dampak negatif terhadap citra merek akibat aktivitas politik Musk.

Sumber pendapatan penting seperti kredit regulasi juga terancam hilang akibat undang-undang pajak dan belanja terbaru yang disahkan Kongres AS. UU tersebut juga menghapus insentif pajak sebesar $7.500 bagi pembeli kendaraan listrik, yang diperkirakan akan semakin menekan permintaan.

Sementara itu, saham Tesla kehilangan lebih dari sepertiga nilainya sejak mencapai puncaknya pada Desember lalu. Kondisi ini mendorong sebagian analis untuk menuntut agar Musk diberi batasan waktu dan peran di luar perusahaan.

“Kami percaya ini adalah titik balik dalam kisah Tesla,” tulis Dan Ives, analis teknologi dari Wedbush Securities, dalam catatannya kepada klien. Ia menyerukan dewan Tesla agar menetapkan aturan waktu minimum yang harus dihabiskan Musk untuk perusahaan serta membentuk komite pengawasan terhadap aktivitas politiknya.

Namun, Musk menanggapi kritik ini secara sarkastik di platform X dengan menulis, “Diamlah, Dan.”

Dukungan Memudar dari Pemegang Saham

Bukan hanya analis yang menyuarakan kekhawatiran. Sejumlah pemegang saham Tesla, termasuk para pengelola dana pensiun publik dari kalangan Partai Demokrat, mengirim surat kepada Ketua Dewan Tesla Robyn Denholm pada Mei lalu. Mereka menyatakan aktivitas luar Musk telah mengalihkan fokusnya dari tugas sebagai CEO.

“Upaya luar Musk tampaknya telah mengurangi waktunya untuk mengelola Tesla sebagaimana mestinya seorang CEO dari perusahaan publik,” tulis mereka. “Krisis saat ini menyoroti masalah jangka panjang akibat ketidakhadiran CEO.”

Minat Musk Terhadap Mobil Listrik Menurun

Meski Musk diminta lebih fokus ke Tesla, Gerber meragukan motivasi Musk terhadap bisnis mobil listrik. “Dia tak lagi ingin berada di industri otomotif,” katanya. “Ia tahu banyak orang tak menyukainya, jadi ia alihkan perhatian ke proyek robot dan robotaksi, berharap publik melupakan masalah mendasar Tesla.”

Meski teknologi robotaksi Tesla baru saja diluncurkan di Austin, Texas, pelayanannya masih sangat terbatas dan hanya untuk tamu undangan. Ini jauh tertinggal dibanding Waymo milik Alphabet, yang sudah memberikan lebih dari 250.000 layanan berbayar setiap minggu di berbagai kota besar di AS.

Gerber sendiri mengaku masih menggunakan Tesla dan meraup keuntungan lebih dari $100 juta dari investasinya. Namun kini ia telah menjual hampir seluruh sahamnya dan menyarankan klien melakukan hal yang sama. “Dengan kepemimpinan yang tepat, Tesla bisa capai semua targetnya. Tapi Elon Musk bukan pemimpin yang tepat.”

Namun, ia juga pesimistis dewan akan mengambil tindakan. “Dia tidak akan ke mana-mana,” tutup Gerber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *